You are currently viewing Serial Kuliner & Snack Jalanan: Cicipi Dunia Street Food Jakarta: Menjelajahi Keanekaragaman Makanan Jalanan Yang Lezat Di Ibu Kota
Kue Cubit / lemonilo.com

Serial Kuliner & Snack Jalanan: Cicipi Dunia Street Food Jakarta: Menjelajahi Keanekaragaman Makanan Jalanan Yang Lezat Di Ibu Kota

SEJARAH JAKARTA DAN PENGARUHNYA PADA KULINER DI JAKARTA

Jakarta
Jakarta / demokratis.co.id

Berbicara tentang Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari Ibukota Jakarta. Kota dengan penduduk terpadat di Indonesia, menyimpan beragam cerita dan kisah. Jakarta adalah pusat dari ekonomi Indonesia, menjadikannya daerah dengan jumlah etnis yang beragam dan unik. Membawa kita ke petualangan kuliner tanpa akhir. Membicarakan kuliner Jakarta tidak bisa lepas dari guratan sejarah bagaimana kota di pinggir utara Pulau Jawa ini bermula.

Sejarah Jakarta sebagai ibukota Indonesia yang kaya akan percampuran budaya telah memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan kuliner di kota ini. Sebagai pusat perdagangan internasional selama berabad-abad, Jakarta telah menjadi titik pertemuan budaya dari berbagai suku, etnis, dan latar belakang yang berbeda. Dari masa kolonial hingga modern, berbagai peristiwa sejarah telah memengaruhi keanekaragaman kuliner di Jakarta.

Pengaruh pertama datang dari masa kolonial Belanda yang membawa masakan Eropa dan memperkenalkan berbagai bahan makanan baru seperti kentang, wortel, dan daging sapi. Kemudian, datang pengaruh dari Tiongkok, Arab, India, serta etnis lainnya yang membawa warisan kuliner mereka yang khas. Hal ini tercermin dalam hidangan-hidangan seperti nasi goreng, soto, bakso, serta aneka jajanan pasar tradisional yang populer di Jakarta.

Selain itu, sebagai pusat politik dan ekonomi, Jakarta juga menjadi tempat bagi banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia yang membawa serta kekayaan kuliner dari tanah asal mereka. Ini menyebabkan adanya keanekaragaman rasa, bahan-bahan, dan teknik memasak yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia secara keseluruhan.

Dengan demikian, sejarah panjang Jakarta sebagai pusat peradaban dan budaya telah menciptakan lanskap kuliner yang kaya dan beragam. Kuliner di Jakarta tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga mencerminkan sejarah, identitas, dan keanekaragaman masyarakatnya yang kaya akan cita rasa dan warisan budaya.

PENGARUH BELANDA PADA KULINER DI JAKARTA

Croissant
Croissant / kompas.com

Selama ratusan tahun, Belanda menduduki beragam daerah di Indonesia. Menularkan memori dan cerita dengan kedekatan dalam bentuk kuliner dan cita rasa yang dibawanya. Cita rasa eropa lekat pada makanan dan panganan yang berselera eropa. Seperti bagaimana sop buntut dibuat. Belanda menularkan bagaimana sebuah sop dibuat dengan teknik khas eropanya. Jadilah sop buntut makanan eropa yang sudah menjadi bagian dari Indonesia saat ini. Atau katakan kue bolu dan Klapertart yang diadopsi dari kue-kue Belanda. Ciri mudah dari kuliner Belanda yang diadopsi Indonesia adalah penggunaan beberapa bahan tertentu, seperti: daging, kentang, rempah-rempah dan susu.

Masakan di Jakarta telah mengalami pengaruh besar dari masakan Eropa sebagai akibat dari interaksi sejarah antara Indonesia dan negara-negara Eropa, terutama Belanda, selama masa kolonial. Beberapa masakan dengan pengaruh Eropa yang dapat ditemui di Jakarta antara lain:

  1. Nasi Goreng: Meskipun berasal dari tradisi Tionghoa, nasi goreng telah mengalami modifikasi dengan tambahan bahan-bahan baru seperti daging asap atau ham yang memperoleh pengaruh dari hidangan daging ala Belanda.
  2. Selada: Berbagai jenis salad atau selada yang menggunakan bahan-bahan segar seperti daun salad, tomat, mentimun, dan dressing khas Eropa telah menjadi bagian dari menu di restoran-restoran di Jakarta.
  3. Sup: Pengaruh Eropa dalam bentuk sup telah terlihat dalam ragam sup seperti sup krim jamur, sup buntut, atau sup tomat yang menjadi pilihan dalam hidangan di beberapa restoran.
  4. Steak: Hidangan daging panggang seperti steak dengan berbagai saus khas Eropa juga menjadi populer di Jakarta, dimana daging sapi atau ayam dipanggang dan disajikan dengan saus seperti saus jamur, saus black pepper, atau saus béarnaise.
  5. Kue-kue Eropa: Berbagai jenis kue dan roti dari tradisi Eropa seperti croissant, kue tart, atau kue kering lainnya juga menjadi populer dan tersedia di berbagai toko roti dan kafe di Jakarta.

Pengaruh Eropa dalam kuliner Jakarta menggambarkan interaksi budaya yang telah mempengaruhi variasi dan kekayaan kuliner di kota ini. Masakan-masakan ini telah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan selera lokal, menciptakan hidangan-hidangan yang unik dengan perpaduan cita rasa khas dari kedua budaya tersebut.

PENGARUH TIONGHOA PADA KULINER JAKARTA

Siomay Jakarta
Siomay Jakarta / fajar.co.id

Pengaruh Tionghoa memiliki peranan yang signifikan dalam perkembangan kuliner Jakarta. Seiring dengan perjalanan sejarah yang panjang, masakan Tionghoa telah diadopsi dan diadaptasi ke dalam kehidupan sehari-hari di Jakarta. Masyarakat Cina atau Tionghoa sendiri awalnya dibawa Penjajah Belanda ke Indonesia sebagai budak untuk bekerja, dari awalnya dibawa ke Maluku, akhirnya mereka dipindahkan ke Jawa. Kaum Tionghoa ditempatkan di Sunda Kelapa, dimana Belanda membangun pelabuhan barunya, seperti dilansir aa.com. Datangnya para Tionghoa, membawa serta beragam kebudayaan dan kuliner ke ibukota Jakarta.

Beberapa dampak dari pengaruh Tionghoa pada kuliner Jakarta meliputi:

  1. Nasi Goreng: Meskipun memiliki akar dari tradisi Tionghoa, nasi goreng telah disesuaikan dengan selera lokal di Jakarta. Berbagai variasi nasi goreng yang menggunakan teknik masak ala Tionghoa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Jakarta.
  2. Siomay: Hidangan ini merupakan salah satu jajanan yang sangat populer di Jakarta. Siomay adalah dim sum yang terbuat dari campuran daging ikan atau daging ayam yang dicincang halus, lalu disajikan dengan saus kacang dan bumbu lainnya.
  3. Bakmi: Mi Tionghoa atau bakmi juga sangat populer di Jakarta. Bakmi memiliki beragam variasi seperti bakmi ayam, bakmi pangsit, atau bakmi goreng, yang umumnya dijual di warung-warung atau restoran Tionghoa.
  4. Pangsit: Pangsit, baik yang digoreng maupun yang direbus, juga menjadi jajanan yang umum ditemui di Jakarta. Pangsit sering dihidangkan sebagai pelengkap dalam mi atau sup, atau bisa juga disajikan sebagai camilan.
  5. Pia: Pia merupakan kue kering atau kue bulat dengan isian berbagai rasa seperti kacang hijau, kacang merah, atau wijen. Kue ini sangat populer di Jakarta dan sering dijadikan oleh-oleh khas dari kawasan Tionghoa.

Pengaruh Tionghoa pada kuliner Jakarta telah menciptakan variasi dan kekayaan rasa yang khas. Kehadiran hidangan-hidangan ini telah menjadi bagian integral dari keberagaman kuliner Jakarta, mencerminkan perpaduan budaya yang kaya akan cita rasa dan warisan kuliner yang beragam.

PENGARUH ARAB PADA KULINER JAKARTA

Timus Ubi Ungu Jakarta
Timus Ubi Ungu Jakarta / eventkampus.com

Migrasi warga Arab ke berbagai belahan dunia dimulai setelah terjadinya perpecahan besar di kalangan umat Islam, terutama setelah terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib. Sekitar seribu tahun lalu, Imam Ahmad al-Muhajir hijrah dari Irak ke wilayah Hadramaut di Yaman, membawa bersamanya 70 keluarga dan pengikut dari keturunan Ali bin Abi Thalib.

Seiring berjalannya waktu, keturunan ini berkembang menjadi kabilah terbesar di Hadramaut. Dari sana, lahir berbagai komunitas Arab yang menetap dan meresap menjadi warga negara di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Selain Indonesia, warga Hadramaut juga banyak tersebar di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura.

Di Indonesia, terdapat pula warga keturunan Arab dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika lainnya, seperti Mesir, Arab Saudi, Sudan, atau Maroko. Namun, jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan dengan keturunan dari Hadramaut. Sumber: Republika.id

Pengaruh Arab memiliki kontribusi penting dalam perkembangan kuliner di Jakarta. Seiring dengan sejarah panjang interaksi budaya, masakan Arab telah meresap ke dalam kehidupan kuliner di Jakarta dan memberikan sumbangan yang beragam. Beberapa dampak dari pengaruh Arab pada kuliner Jakarta meliputi:

  1. Nasi Kebuli: Hidangan nasi dengan daging kambing yang diolah dengan rempah-rempah khas Arab. Nasi kebuli sering dihidangkan dalam acara-acara khusus dan menjadi populer di kalangan masyarakat Jakarta.
  2. Kebab: Hidangan daging yang dipanggang atau dipanggang secara vertikal dan disajikan dalam gulungan roti atau pita. Kebab telah menjadi camilan yang dikenal di kota-kota besar termasuk Jakarta, dengan berbagai varian seperti kebab daging sapi atau ayam.
  3. Timus: Kue berbahan dasar labu parang (labu kuning) yang dimasak dengan gula, mentega, dan rempah-rempah khas Arab. Timus sering dijadikan hidangan pencuci mulut atau kue tradisional yang disajikan dalam berbagai acara.
  4. Es Kelapa Muda Arab: Minuman segar yang terdiri dari air kelapa muda dicampur dengan sedikit sirup rosella atau madu, serta ditambahkan es. Minuman ini telah menjadi populer sebagai minuman penyegar di Jakarta.
  5. Jus Kurma: Minuman jus yang terbuat dari buah kurma yang di-blender atau di-juicer menjadi minuman yang menyehatkan dan bermanfaat.

Kehadiran hidangan-hidangan Arab ini telah memperkaya ragam kuliner di Jakarta. Pengaruh Arab dalam kuliner telah menciptakan variasi hidangan yang khas dan menunjukkan kekayaan budaya serta keunikan cita rasa yang terus berkembang di tengah masyarakat Jakarta yang multikultural.

JAJANAN JALANAN KHAS BETAWI

Kerak Telor
Kerak Telor Betawi / be-orange.click

Jajanan jalanan khas Betawi merupakan warisan kuliner yang kaya akan cita rasa dan keberagaman. Beberapa jajanan jalanan khas Betawi antara lain:

  1. Kue Kerak Telor: Makanan tradisional Betawi yang terbuat dari campuran beras ketan, telur, serundeng kelapa, dan bawang goreng. Kue ini dipanggang di atas bara api hingga matang, memberikan cita rasa gurih dan renyah.
  2. Soto Betawi: Soto khas Betawi ini menggunakan kuah santan yang kental dengan daging sapi, kentang, dan tomat. Kuah santan yang gurih menjadi ciri khas dari soto Betawi.
  3. Kue Cucur: Jajanan manis yang terbuat dari adonan tepung terigu dan gula merah, lalu digoreng hingga berwarna kecokelatan. Biasanya memiliki tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalamnya.
  4. Asinan Betawi: Salad buah atau sayur yang disajikan dengan kuah bumbu kacang dan gula merah. Asinan Betawi biasanya terdiri dari berbagai macam buah atau sayuran yang disiram dengan bumbu kacang yang manis dan pedas.
  5. Kue Putu: Terbuat dari campuran tepung beras dan gula merah yang dimasukkan ke dalam cetakan bambu, lalu dikukus hingga matang. Kue ini memiliki taburan kelapa parut di atasnya dan rasa gula merah yang lezat di dalamnya.

Jajanan-jajanan khas Betawi ini tidak hanya menawarkan kelezatan bagi lidah, tetapi juga menggambarkan keberagaman cita rasa dan warisan kuliner yang khas dari budaya Betawi.

JAJANAN JADUL IBUKOTA JAKARTA

Kue Cubit
Kue Cubit / lemonilo.com

Sejumlah jajanan jadul yang masih populer di Kota Jakarta merupakan warisan kuliner yang telah menghiasi jalanan sejak dulu. Beberapa di antaranya antara lain:

  1. Kue Cubit: Kue kecil berbentuk bulat yang dipanggang di atas cetakan khusus. Biasanya disajikan dengan taburan gula halus di atasnya. Kue Cubit adalah sejenis kue kecil berbentuk bulat yang populer di Indonesia, terutama sebagai jajanan pasar atau jajanan tradisional. Kue ini dikenal karena memiliki ukuran yang kecil dan biasanya disajikan dalam bentuk yang mudah diambil dengan tangan.Adonan Kue Cubit terbuat dari campuran tepung terigu, gula, telur, susu, dan bahan lainnya. Biasanya, kue ini dipanggang menggunakan cetakan khusus yang memiliki beberapa lubang kecil. Setelah adonan dituangkan ke dalam cetakan, kue cubit akan mengembang dan membentuk bulatan kecil dengan bagian atasnya yang agak cekung. Ketika sudah matang, kue ini memiliki tekstur yang lembut di bagian dalam dan sedikit renyah di luar. Kue Cubit sering disajikan dengan taburan gula halus di atasnya atau bisa juga dengan berbagai topping seperti cokelat, keju parut, meses, atau selai. Kelezatan kue ini membuatnya menjadi favorit sebagai camilan di berbagai acara atau sebagai pilihan jajanan ringan di berbagai tempat penjualan makanan tradisional.
  2. Kue Ape: Kue berbentuk cakram tipis yang terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dan gula. Kue ini diolah dengan cara dipanggang dan biasanya disajikan dengan taburan gula pasir di atasnya. Kue Ape adalah sejenis kue tradisional Indonesia yang memiliki ciri khas bentuk bundar dan pipih. Kue ini terbuat dari campuran bahan utama seperti tepung terigu, telur, gula, dan santan kelapa. Adonan untuk Kue Ape kemudian dipanggang dalam cetakan khusus yang terbuat dari besi atau cetakan khusus yang memiliki rongga bulat dan dangkal. Proses pembuatan Kue Ape dilakukan dengan menuangkan adonan ke dalam cetakan yang telah dipanaskan sebelumnya. Kemudian, adonan dipanggang hingga matang dengan api kecil di atasnya. Setelah matang, kue ini memiliki tekstur yang lembut di bagian dalamnya dan sedikit renyah di bagian luar. Kue Ape biasanya disajikan dengan taburan gula pasir di atasnya sebelum disantap. Rasanya yang manis dengan tekstur yang lembut membuatnya menjadi camilan yang populer di berbagai daerah di Indonesia sebagai jajanan tradisional yang menggugah selera.
  3. Kue Mangkok: Kue berbentuk mangkok yang terbuat dari adonan tepung terigu, telur, dan gula, kemudian dipanggang hingga matang. Biasanya memiliki tekstur lembut di bagian dalamnya. Kue Mangkok adalah sejenis kue tradisional Indonesia yang memiliki bentuk seperti mangkok kecil atau cawan kecil. Kue ini terbuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung terigu, telur, gula, santan, dan baking powder sebagai bahan pengembangnya. Proses pembuatan Kue Mangkok melibatkan pemanggangan adonan kue dalam cetakan yang memiliki lubang-lubang kecil berbentuk mangkok. Adonan yang telah dicampurkan kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dipanggang dalam oven hingga matang. Ketika matang, kue ini biasanya memiliki tekstur yang lembut, serta bagian atasnya yang agak berongga menyerupai mangkok kecil. Kue Mangkok seringkali disajikan dengan taburan gula halus di atasnya sebelum disantap. Kelembutan teksturnya serta kelezatan rasa manisnya membuat Kue Mangkok menjadi salah satu jajanan tradisional yang disukai sebagai camilan atau makanan ringan di berbagai daerah di Indonesia.
  4. Es Doger: Minuman tradisional berupa es serut yang disajikan dengan campuran santan, gula merah cair, cincau, kacang hijau, dan agar-agar. Es Doger memberikan sensasi manis dan segar khas jajanan jadul Jakarta. Es Doger adalah minuman tradisional Indonesia yang dikenal dengan rasa manisnya dan sensasi segarnya. Minuman ini terdiri dari beberapa bahan utama seperti es serut, santan, gula merah cair, campuran kacang hijau, agar-agar, dan cincau.Untuk membuat Es Doger, es serut ditata di dalam gelas atau mangkuk, kemudian disiram dengan santan yang telah dicampur dengan gula merah cair. Pada umumnya, tambahan campuran kacang hijau yang telah direbus dan dipadatkan dengan agar-agar serta potongan cincau akan diletakkan di atasnya sebagai tambahan.Es Doger biasanya disajikan dingin dan memiliki cita rasa manis dari gula merah cair, serta sensasi segar dari es serut dan santannya. Minuman ini sering dijadikan pilihan untuk menikmati rasa manis dan segar, terutama saat cuaca sedang panas. Es Doger menjadi salah satu minuman favorit sebagai cemilan atau minuman penyegar di berbagai daerah di Indonesia.
  5. Siomay: Makanan dim sum yang terdiri dari campuran daging ikan, udang, atau ayam yang dibungkus dalam kulit pangsit, kemudian direbus. Siomay disajikan dengan saus kacang dan sambal. Siomay adalah sejenis makanan khas yang berasal dari masakan Tionghoa yang telah diadaptasi menjadi salah satu kuliner populer di Indonesia. Siomay terdiri dari campuran daging ikan, udang, atau ayam yang dicincang halus, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu lainnya.Adonan siomay kemudian dibungkus dalam kulit pangsit tipis dan umumnya diletakkan di dalam cetakan atau alas daun pisang untuk dikukus. Setelah matang, siomay disajikan dengan saus kacang yang kental dan sedikit pedas, serta ditambahkan irisan kubis, kentang rebus, dan telur sebagai pelengkapnya.Siomay dikenal dengan cita rasa gurih dari adonan daging yang diolah dengan bumbu khas. Makanan ini sering dijadikan sebagai camilan atau hidangan utama yang lezat dan diminati oleh banyak orang di Indonesia, terutama sebagai pilihan makanan jajanan di warung atau gerobak makanan di jalanan.
  6. Kue Lumpur: Kue tradisional yang terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan santan, lalu dipanggang atau dikukus hingga matang. Biasanya memiliki tekstur kenyal dan manis. Kue Lumpur adalah salah satu kue tradisional Indonesia yang terkenal dengan tekstur lembutnya dan rasa manisnya yang lezat. Kue ini terbuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung terigu, gula, santan, telur, dan baking powder untuk membuatnya mengembang.Proses pembuatan Kue Lumpur melibatkan pencampuran semua bahan hingga merata, lalu adonan dimasukkan ke dalam cetakan khusus dan dipanggang hingga matang. Setelah matang, kue ini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal. Biasanya, Kue Lumpur memiliki warna kecokelatan di bagian atasnya.Kue Lumpur seringkali disajikan dalam ukuran kecil dan diberi taburan gula halus sebagai hiasan di atasnya sebelum disantap. Kelezatan rasa manisnya membuat Kue Lumpur menjadi camilan favorit di berbagai kesempatan dan sering dijumpai di berbagai toko kue, pasar tradisional, atau dijual oleh pedagang kaki lima di Indonesia.

Jajanan-jajanan jadul ini bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga merupakan bagian dari nostalgia dan kekayaan kuliner Jakarta yang masih tetap diminati oleh masyarakat hingga saat ini. Keberadaan jajanan-jajanan ini turut meramaikan kehidupan kota dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kuliner di Jakarta.

JAJANAN KHAS BETAWI

Beberapa jajanan khas Betawi yang cukup terkenal antara lain:

  1. Kue Kerak Telor
  2. Soto Betawi
  3. Kue Ape
  4. Soto Kaki
  5. Asinan Betawi
  6. Kue Cubit
  7. Rujak Betawi
  8. Kue Lumpur
  9. Kue Putu
  10. Ketoprak

BACA JUGA

Jajanan Asik di Kota Asik, Lembutnya Bakpia Hingga Legitnya Jadah Manten Khas Jogjakarta, baca disini.